Berhubung ada tugas tentang hikayat jadi sekalian aja ngeposting disini semoga bermanfaat :)
Ini hikayat berbahasa Indonesia tentang Hikayat Bayan Budiman.
Hikayat Bayan Budiman
Khojan Mubarok adalah saudagar dari kerajaan Ajam. Dia tidak
memiliki anak, maka ia selalu berdoa kepada Tuhan. Setelah sekian lama,
istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan
Maimun.
Setelah Khojan Maimun berumur lima tahun, Khojan Mubarok
menyuruh seorang guru mengaji untuk mengajarkan anaknya mengaji. Ketika Khojan
Maimun berumur lima belas tahun, ia dinikahkan dengan anak saudagar kaya yang
sangat cantik bernama Bibi Zaenab.
Setelah beberapa lama menikah dengan Bibi Zaenab, ia membeli
seekor Burung Bayan jantan. Selain membeli Burung Bayan, ia juga membeli Burung
Tiung betina. Kedua burung tersebut dibawanya ke rumah dan di taruh pada
sangkar yang sama.
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik untuk berdagang di
laut, lalu Khojan Maimun meminta izin kepada istrinya. Sebelum dia pergi, ia
berpesan kepada istrinya, jika ada suatu permasalahan maka bermusyawarahlah
dengan kedua burung itu, ingatlah itu karena fitnah itu lebih tajam dari pada
senjata.
Setelah beberapa lama ditinggal suaminya , ada seorang anak
Raja yang sedang berkuda melihat wajah Bibi Zaenab yang sangat cantik. Mereka
saling jatuh cinta dan mereka bertemu dengan dibantu oleh seorang perempuan
tua. Maka pada suatu malam, Bibi Zaenab berpamitan kepada Burung Tiung untuk
bertemu dengan Pangeran, tetapi Burung Tiung menasehati Bibi Zaenab karena
perbuatannya itu melanggar aturan Allah SWT. Mendengar nasehat Burung Tiung,
Bibi Zaenab marah dan dilemparkanlah sangkar itu sampai Burung Tiung mati.
Ketika Bibi Zaenab hendak pergi, ia melihat Burubg Bayan
yang sedang berpura-pura tertidur. Burung Bayan berpura-pura terkejut mendengar
keinginan Bibi Zaenab yang hendak pergi menemui anak Raja. Maka Bayan berpikir,
jika ia menjawab seperti yang dikatakan Tiung maka dia pun akan mati. Setelah
lama berpikir, Bayan berkata, “Bibi Zaenab yang cantik, cepatlah pergi menemui
anak Raja itu. Apapun yang anda lakukan itu baik atau buruk sekalipun, hamba
yang akan menanggungnya. Segeralah tuan pergi, karena anak Raja sudah menunggu.
Apa yang dicari manusia didunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?
Adapun hamba ini adalah seperti seekor Burung Bayan yang dicabut bulunya oleh
istri tuannya sendiri.”
Setiap malam, Bibi Zaenab selalu bertemu dengan anak Raja,
dan setiap berpamitan dengan Bayan, Bayan selalu bercerita hingga 24 kisah dan
24 malam terus bercerita, hingga akhirnya Bibi Zaenab insyaf terhadap
perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimun pulang dari berdagang.
0 komentar:
Posting Komentar